بسم الله الرحمن الرحيم
Salah satu sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم yang tidak dilakukan oleh sebagian besar ikhwah salafiyin di Indonesia berkaitan dengan dzikir ba’da sholat adalah berdzikir dengan suara jahar, padahal Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz رحمه الله menyatakan bahwa ini adalah sunnah sebagaimana fatwa beliau dalam Majmu Fatawa-nya (11/191). Berikut ini akan saya tampilkan fatwa beliau :
مجموع فتاوى ابن باز (11/ 191)
س : ما حكم الذكر الجماعي بعد الصلاة على وتيرة واحدة كما يفعله البعض وهل السنة الجهر بالذكر أو الإسرار؟ .
ج : السنة الجهر بالذكر عقب الصلوات الخمس وعقب صلاة الجمعة بعد التسليم لما ثبت في الصحيحين عن ابن عباس رضي الله عنهما « أن رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد النبي صلى الله عليه وسلم ، قال ابن عباس : كنت أعلم إذا انصرفوا بذلك إذا سمعته » (1) . أما كونه جماعيا بحيث يتحرى كل واحد نطق الآخر من أوله إلى آخره وتقليده في ذلك فهذا لا أصل له بل هو بدعة , وإنما المشروع أن يذكروا الله جميعا بغير قصد لتلاقي الأصوات بدءا ونهاية .
__________
(1) صحيح البخاري الأذان (805),صحيح مسلم المساجد ومواضع الصلاة (583),سنن النسائي السهو (1335),سنن أبو داود الصلاة (1003),مسند أحمد بن حنبل (1/367).
Terjemah :
Majmu’ Fatawa Asy Syaikh Ibnu Baaz (11/191)
Pertanyaan :
Apa hukum dzikir berjama’ah setelah sholat dengan cara satu suara sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang, dan apakah sunnah mengeraskan suara dzikir ataukah mempelankannya?
Jawab :
Sunnahnya adalah mengeraskan dzikir selesai sholat fardhu lima waktu dan sholat jum’at setelah salam sebagaimana telah tetap dalam Ash-Shohihain dari Ibnu Abbas –semoga Alloh meridhoi keduanya- : Bahwa meninggikan suara ketika berdzikir ketika manusia selesai dari sholat-sholat fardhu adalah ada pada masa Nabi صلى الله عليه وسلم , Ibnu Abbas berkata : ‘Saya mengetahui jika mereka selesai dari sholat fardhu ketika saya mendengarnya’. (1)
Adapun dzikir dengan cara berjama’ah sehingga setiap orang berusaha untuk sesuai dengan suara orang lain dari awal sampai akhirnya, dan mengikutinya, maka ini tidak ada asal usulnya bahkan itu adalah bid’ah, akan tetapi yang disyari’atkan adalah mereka berdzikir semua tanpa ada maksud menyatukan suara dari awal sampai akhir.
_________________
(1) Shohih Al-Bukhori : Adzan (805), Shohih Muslim : Al-Masajid wa Mawadhi’us Sholat (583), Sunan An-Nasa’i : As-Sahwi (1335), Sunan Abu Dawud : Ash-Sholat (1003), dan Musnad Ahmad bin Hambal : (1/367).
Dari fatwa beliau di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dzikir ba’da sholat-sholat fardhu dan sholat jum’at bersifat jahriyah, tanpa ada komando atau dipimpin oleh imam akan tetapi masing-masing berdzikir sendiri-sendiri, inilah sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersama sahabat-sahabatnya.
2. Berdzikir dengan jama’ah dengan dipimpin oleh imam setelah sholat fardhu dan sholat jum’at adalah bid’ah yang tidak ada contohnya dari Rosul dan para sahabatnya.
Mudah-mudahan Alloh Ta’ala senantiasa memberi taufiq pada kita untuk selalu iltizam dengan sunnah dan menghidupkan sunnah Beliau عليه الصلاة والسلام .
Akhukum fillah : Abu Shiddiq Asy-Syirbuni
Karawang, Senin 5 Rojab 1433 H/25 Juni 2012 M
14 replies on “Berdzikir dengan suara keras setelah sholat-sholat fardhu adalah sunnah”
subhanallah
purwati
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com
http://purwatiyogya.wordpress.com
http://purwati-ningyogya.blogspot.com
http://purwatining.multiply.com
sangat bermanfaat,semoga makin banyak penjelasan2 tentang ibadah yg mana sekarang banyak perbedaan untuk bisa di angkat oleh anda
Firman Allah SWT :
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”(Al-Araf;205)
dlm ayat tsb di atas, sudah jelas melarang zikir berjemaah, artinya jika anda berzikir berjemaah (Menyamakan paduan suara anda) tentu anda harus mendengar dari yg memimpin / komando zikir. artinya pula suara anda pastilah keras.
Perhatikanlah kembali fatwa Syaikh Bin Baz di atas. Bacalah dengan teliti.
آلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kok semuanya Bidah… Yang nggak Bidah itu hanya anda saja Чά Mas… Subhanallah.. Sudah berapa Hadits yang anda Hafal dan mngerti maknanya kok sudah membid’ah2kan orang… Nggak boleh seperti itu mas…
وَعَلَيْكُمْا لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Hamba Allah, mohon dipertegas mana yg dinyatakan bid’ah dan mana yg tidak. Jangan diratakan begitu, krn jangan sampai tertukar antara yg bid’ah dengan yg sunnah atau sebaliknya.
Assalamualaikum.
jika dikeraskan, apakah tidak mengganggu kekhusukan jamaah lain yang sedang berdoa ataupun sholat pak?
Wa ‘alaikumussalam, insya Alloh tidak mengganggu selama tidak berteriak-teriak. Keras di sini sesuai dengan kadarnya.
Hadiri setiap kajian salaf dimanapun agar dapat mengerti maksud para Ulama salaf yg sesunggugnya
Ihkwan fillah, terimalah ilmu itu dan condonglah pada kebenaran dari manapun ilmu dan kebenaran itu. Janganlah kita hanya meyakini kebenaran hanya berasal dari guru-guru kita saja.
Para dai seharusnya bisa menerangkan semua perbedaan pendapat para ulama,kenapa hal itu bisa terjadi,bukan menganggap pendapat dialah yg paling benar.Inilah yg membuat bibit-bibit perpecahan dalam beragama Islam,banyak pendapat ngakunya yg paling benar,heran-heran.Ujung akhir Agama adalah akhlak,bukan sekedar menjalankan syariatnya.
Dan seharusnya juga setiap muslim selalu membuka diri untuk menerima kebenaran dari siapa saja yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah yang shohihah.
[…] “Adapun dzikir dengan cara berjama’ah sehingga setiap orang berusaha untuk sesuai dengan suara orang lain dari awal sampai akhirnya, dan mengikutinya, maka ini tidak ada asal usulnya bahkan itu adalah bid’ah, akan tetapi yang disyari’atkan adalah mereka berdzikir semua tanpa ada maksud menyatukan suara dari awal sampai akhir.” Majmu Fatawa-beliau (11/191) [https://abukhodijah.wordpress.com/2012/06/26/berdzikir-dengan-suara-keras-setelah-sholat-sholat-fardh…] […]
salah satu sunna al-mahjuroh yg banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin..
masya Alloh.. syukron sharing ilmu nya ustadz… hayakalloh